JUDUL
: JENIS-JENIS
EKOSISTEM
NAMA
: DEBY
UTAMI SISKA ARIANI
NPM : 12131011105
JENIS-JENIS EKOSISTEM
PENDAHULUAN
Jika kita pergi ke
daerah pegunungan dan hutan, apakah yang dapat kita nyatakan setelah mengenal
dan melihat pemandangan di sana? Apa yang akan terjadi bila salah satu
komponen, misalnya pepohonan ditiadakan, akankah menghasilkan pemandangan yang
indah? Jawabannya tentu tidak. Karena keberadaan komponen satu dengan komponen
lainnya saling membutuhkan dan mempengaruhi. Itulah ciptaan Tuhan yang
menempatkan semua ciptaan-Nya menjadi satu kesatuan yang saling mempengaruhi di
alam kita ini. Dari gambaran di atas, kita ketahui di alam ini tidak ada
satupun organisme yang dapat hidup sendiri, terpisah dan terasing dari makhluk
lainnya, termasuk manusia.
Disekitar kita terdapat
berbagai komponen lingkungan yang terdiri dari organisme hidup dan tak hidup
yang sulit dipisahkan satu sama lain. Komponen-komponen ini saling berinteraksi
satu sama lain untuk mencapai keseimbangan hidup.
Untuk hidup kita perlu makan dan tempat
hidup yang nyaman, maka kita memerlukan kehadiran organisme lain sebagai
penyedia makanan dan tempat untuk melakukan aktivitas kehidupan. Dengan
demikian, terjadilah interaksi antar organisme dengan sesamanya dan juga
interaksi antara organisme dengan lingkungannya.
TUJUAN
1. Untuk
mengetahui pengertian dari ekosistem.
2. Untuk
mengetahui komponen apa saja yang ada pada ekosistem.
3. Untuk
mengetahui jenis-jenis ekosistem.
4. Untuk
memberi gambaran lingkungan dan organisme apa saja yang terdapat pada
jenis-jenis ekosistem.
URAIAN
A. Pengertian Ekosistem
Ekosistem
adalah tempat dimana terjadinya proses saling interaksi dan ketergantungan
antara makhluk hidup sebagai komponen biotik, dengan lingkungan hidupnya yang
merupakan komponen abiotik.
B. Komponen Ekosistem
Ekosistem disusun
oleh dua komponen, yaitu lingkungan fisik atau
makhluk tidak hidup (komponen abiotik) dan
berbagai jenis makhluk hidup (komponen
biotik).
1.
Komponen biotik adalah ekosistem yang tergolong mahluk hidup.
Komponen
biotik pada ekosistem sawah misalnya, bisa mencankup mikroorganisme, padi,
belalang, manusia, jamur, ganggang, lumut, dan tumbuhan paku. Komponen biotik
dalam ekosistem tidak dipelajari secara individu, tetapi dalam satuan populasi
dan komunitas.
a. Populasi
Populasi tidak terdiri dari satu makhluk hidup
atau individu, tetapi atas sekumpulan makhluk hidup yang menempati suatu
kawasan tertentu. Namun, sekumpulan makhluk hidup ini hanya disebut populasi jika
memiliki jenis yang sama atau satu spesies jika mampu untuk bebiak silang dan
menurunkan anakan yang fertil.
Sebagai contoh populasi, perhatikanlah sebuah kolam ikan yang dihuni
oleh berbagai jenis makhluk hidup, seperti ganggang, lumut, serangga air, lele,
ikan mas, dan lainnya. Jika setiap jenis makhluk hidup ini jumlahnya lebih dari
satu, maka pada kolam ikan akan terbentuk populasi ganggang, populasi lumut,
populasi serangga air, dan seterusnya.
b. Komunitas
Populasi-populasi makhluk hidup yang ada pada suatu tempat tidak
berdiri sendiri begitu saja, tetapi saling berinteraksi. Pada sebuah kolam ikan
misalnya, populasi ganggang akan berinteraksi dengan populasi ikan berukuran
kecil. Interaksi antara ganggang dengan ikan kecil berlangsung melalui proses makan.
Interaksi antarapopulasi pada suatu area ini membentuk Komunitas. Komunitas
tidak harus meliputi kawasan yang luas dengan tumbuhan dan hewan yang beragam.
Tempurung kelapa yang sudah berisi air hujan lebih dari seminggu dapat menjadi
suatu komunitas yang tersusun atas bakteri, jamur, dan protozoa.
2.
Komponen abiotik adalah komponen materi yang tergolong tak hidup.
Termasuk komponen abiotik ini antara lain iklim, senyawa anorganik dan
senyawa organik. Iklim dalam hal ini melibatkan suhu, kelembaban, cuaca, arah
angin dan sebagainya. Komponen senyawa anorganik antara lain karbon (C),
nitrogen (N), karbondioksida (CO2), air ( H2O) dan
sebagainya, termasuk pula di sini daur/siklus mineralnya. Senyawa organik yang
meliputi protein, lemak, hidrat carbon dan sebagainya yang dapat mengikat
antara mata rantai komponen biotik dan abiotik.
Setiap individu, populasi
dan komunitas menempati tempat hidup tertentu yang disebut habitat. Komunitas dengan seluruh faktor abiotiknya membentuk suatu
ekosistem. Suatu komunitas di suatu daerah yang mencakup daerah luas disebut bioma. Contoh: bioma padang rumput, bioma gurun, dan bioma hutan tropis. Semua bagian bumi dan
atmosfer yang dapat dihuni makhluk hidup disebut biosfer.
C. Jenis-Jenis Ekosistem
Istilah lain
dari ekosistem adalah bioma. Walaupun kelihatannya bioma merupakan bagian dari
ekosistem tetapi bioma dapat pula diartikan sebagai ekosistem. Bioma dapat
diartikan sebagai suatu satuan komunitas pada suatu ekosistem sebagai hasil
interaksi iklim regional dengan biota dan substratnya. Iklim dan substrat atau
lahan menentukan jenis biota yang hidup di suatu wilayah. Contohnya : vegetasi
padang rumput yang tumbuh pada wilayah dengan curah hujan terbatas. Di bumi ada bermacam-macam
ekosistem, yaitu ekosistem alami dan buatan.
EKOSISTEM ALAMI
Ekosistem alami, adalah jenis ekosistem yang terjadi
secara alami tanpa campur tangan manusia. Contoh dari ekosistem alami antara
lain ekosistem sungai, danau, laut, gurun, padang lumut, padang rumput,
dan lain-lain.
Secara
garis besar ekosistem alami dibedakan menjadi ekosistem darat dan ekosistem
perairan.
A.
Ekosistem Darat
Ekosistem darat ialah ekosistem yang
lingkungan fisiknya berupa daratan. Berdasarkan letak geografisnya (garis
lintangnya), ekosistem darat dibedakan menjadi beberapa bioma, yaitu sebagai
berikut.
1) Bioma gurun
Gurun dan
setengah gurun banyak ditemukan di Amerika Utara, Afrika Utara, Australia dan
Asia Barat.
Ciri-ciri:
1. Curah hujan sangat rendah, + 25
cm/tahun
2.
Kecepatan
penguapan air lebih cepat dari presipitasi
3.
Kelembaban
udara sangat rendah
4.
Perbedaan
suhu siang haridenganmalamharisangattinggi(siangdapat mencapai 45 C, malam
dapat turun sampai 0 C)
5.
Tanah
sangat tandus karena tidak mampu menyimpan air
Lingkungan biotik:
- Flora: tumbuhan yang tumbuh adalah
tumbuhan yang dapat beradaptasi dengan daerah kering (tumbuhan serofit).
- Fauna: hewan besar yang hidup di
gurun umumnya yang mampu menyimpan air, misalnya unta, sedang untuk hewan-hewan
kecil misalnya kadal, ular, tikus, semut, umumnya hanya aktif hidup pada pagi
hari, pada siang hari yang terik mereka hidup pada lubang-lubang.
Beberapa bioma gurun terdapat di
daerah tropik (sepanjang garis khatulistiwa) yang berbatasan dengan padang
rumput. Di gurun dijumpai pula tumbuhan menahun berdaun seperti duri contohnya
kaktus, atau tak berdaun dan memiliki akar panjang serta mempunyai jaringan
untuk menyimpan air. Hewan yang hidup di gurun antara lain rodentia, ular,
kadal, katak, dan kalajengking.
2) Bioma
padang rumput
Padang rumput membentang mulai dari daerah tropis sampai
dengan daerah beriklim sedang, seperti Hongaria, Rusia Selatan, Asia Tengah,
Amerika Selatan, Australia.
Ciri-ciri:
·
Curah
hujan antara 25 - 50 cm/tahun, di beberapa daerah padang rumput curah hujannya
dapat mencapai 100 cm/tahun.
· Curah hujan yang relatif rendah
turun secara tidak teratur.
· Turunnya hujan yang tidak teratur
tersebut menyebabkan porositas dan drainase kurang baik sehingga
tumbuh-tumbuhan sukar mengambil air.
Lingkungan biotik:
- Flora: tumbuhan yang mampu
beradaptasi dengan daerah dengan porositas dan drainase kurang baik adalah
rumput, meskipun ada pula tumbuhan lain yang hidup selain rumput, tetapi karena
mereka merupakan vegetasi yang dominan maka disebut padang rumput. Nama padang
rumput bermacam-macam seperti stepa di Rusia Selatan, puzta di Hongaria, prairi di Amerika Utara
dan pampa di Argentina.
-
Fauna:
bison dan kuda liar (mustang) di Amerika, gajah dan jerapah di Afrika, domba
dan kanguru diAustralia. Karnivora: singa, srigala, anjing liar, cheetah.
3) Bioma Hutan Hujan Tropik
Hutan tropis memiliki keanekaragaman jenis tumbuhan dan
hewan yang paling tinggi. Meliputi daerah aliran sungai Amazone-Orinaco,
Amerika Tengah, sebagian besar daerah Asia Tenggara dan Papua Nugini, dan
lembah Kongo di Afrika.
Ciri-ciri:
·
Curah
hujannya tinggi, merata sepanjang tahun, yaitu antara 200 - 225 cm/tahun.
·
Matahari
bersinar sepanjang tahun.
·
Dari
bulan satu ke bulan yang lain perubahan suhunya relatif kecil.
· Di bawah kanopi atau tudung pohon,
gelap sepanjang hari, sehingga tidak ada perubahan suhu antara siang dan malam
hari.
Lingkungan biotik
- Flora: pada bioma hutan tropis
terdapat beratus-ratus spesies tumbuhan. Pohon-pohon utama dapat mencapai
ketinggian 20 - 40 m, dengan cabang-cabang berdaun lebat sehingga membentuk
suatu tudung atau kanopi.
Tumbuhan khas yang dijumpai adalah liana dan epifit. Liana adalah tumbuhan yang menjalar di permukaan hutan, contoh: rotan. Epifit adalah tumbuhan yang menempel pada batang-batang pohon, dan tidak merugikan pohon tersebut, contoh: Anggrek, paku Sarang Burung.
Tumbuhan khas yang dijumpai adalah liana dan epifit. Liana adalah tumbuhan yang menjalar di permukaan hutan, contoh: rotan. Epifit adalah tumbuhan yang menempel pada batang-batang pohon, dan tidak merugikan pohon tersebut, contoh: Anggrek, paku Sarang Burung.
-
Fauna:
di daerah tudung yang cukup sinar matahari, pada siang hari hidup hewan-hewan
yang bersifat diurnal yaitu hewan yang aktif pada siang hari, di daerah bawah
kanopi dan daerah dasar hidup hewan-hewan yang bersifat nokfurnal yaitu hewan
yang aktif pada malam hari, misalnya: burung hantu, babi hutan,kucing hutan,
macan tutul.
4) Bioma Hutan Gugur (Deciduous Forest)
Ciri khas hutan gugur adalah
tumbuhannya sewaktu musim dingin, daun - daunnya meranggas. Bioma ini dapat
dijumpai di Amerika Serikat, Eropa Barat, Asia Timur dan Chili.
Ciri-ciri:
· Curah hujan merata sepanjang tahun,
75 - 100 cm/tahun.
· Mempunyai 4 musim: musim panas,
musim dingin, musim gugur dan
musim semi.
musim semi.
· Keanekaragaman jenis tumbuhan lebih
rendah daripada bioma hutan
tropis.
tropis.
Musim
panas pada bioma hutan gugur, energi radiasi matahari yang diterima cukup
tinggi, demikian pula dengan presipitasi (curah hujan) dan kelembaban. Kondisi
ini menyebabkan pohon-pohon tinggi tumbuh dengan baik, tetapi cahaya masih
dapat menembus ke dasar, karena dedaunan tidak begitu lebat tumbuhnya. Konsumen
yang ada di daerah ini adalah serangga, burung, bajing, dan racoon yaitu hewan
sebangsa luwak/musang.
Pada saat
menjelang musim dingin, radiasi sinar matahari mulai berkurang, subu mulai
turun. Tumbuhan mulai sulit mendapatkan air sehingga daun menjadi merah, coklat
akhirnya gugur, sehingga musim itu disebut musim gugur.
Pada saat
musim dingin, tumbuhan gundul dan tidak melakukan kegiatan fotosentesis.
Beberapa jenis hewan melakukan hibernasi (tidur pada musim dingin). Menjelang
musim panas, suhu naik, salju mencair, tumbuhan mulai berdaun kembali (bersemi)
sehingga disebut musim semi.
5)
Bioma
Taiga
Biasanya taiga merupakan hutan yang tersusun atas satu
spesies seperti konifer, pinus, dap sejenisnya. Semak dan tumbuhan basah
sedikit sekali. Hewannya antara lain moose, beruang hitam, ajag, dan
burung-burung yang bermigrasi ke selatan pada musim gugur.
Taiga terdapat di belahan bumi sebelah
utara dan di pegunungan daerah tropik. Ciri-cirinya adalah suhu di musim dingin
rendah. Biasanya taiga merupakan hutan yang tersusun atas satu spesies seperti
konifer, pinus, dan sejenisnya. Semak dan tumbuhan basah sedikit sekali,
Hewannya antara lain moose, beruang hitam, ajag, dan burung-burung yang
bermigrasi ke selatan pada musim gugur.
6)
Bioma
tundra
Tundra terdapat di belahan bumi sebelah utara di dalam
lingkaran kutub utara dan terdapat di puncak-puncak gunung tinggi. Pertumbuhan
tumbuhan di daerah ini hanya 60 hari. Contoh tumbuhan yang dominan adalah
Sphagnum, lumut kerak, tumbuhan biji semusim, tumbuhan kayu yang pendek, dan
rumput. Pada umumnya, tumbuhannya mampu beradaptasi dengan keadaan yang dingin.
Hewan yang hidup di daerah ini ada
yang menetap dan ada yang datang pada musim panas, semuanya berdarah panas.
Hewan yang menetap memiliki rambut atau bulu yang tebal, contohnya karibou,
rusa kutub, beruang kutub, dan insekta terutama nyamuk dan lalat hitam.
B.
Ekosistem Perairan
Ekosistem
perairan dibedakan atas ekosistem air tawar dan ekosistem air Laut.
1.
Ekosistem
Air Tawar
Ciri-ciri ekosistem air tawar antara lain variasi suhu tidak
menyolok, penetrasi cahaya kurang, dan terpengaruh oleh iklim dan cuaca. Macam
tumbuhan yang terbanyak adalah jenis ganggang, sedangkan lainnya tumbuhan biji.
Hampir semua filum hewan terdapat dalam air tawar. Organisme yang hidup di air
tawar pada umumnya telah beradaptasi.
Tumbuhan bersel satu yang hidup di air tawar mempunyai
dinding sel kuat misalnya beberapa alga biru dan alga hijau. Tumbuhan tingkat
tinggi, seperti teratai (Nymphaea gigantea), mempunyai akar jangkar.
Hewan dan tumbuhan rendah yang hidup di habitat air, tekanan
osmosisnya sama dengan tekanan osmosis lingkungan atau isotonis. Hewan tingkat
tinggi yang hidup di ekosistem air tawar, misalnya ikan, mengatasi perbedaan
tekanan osmosis dengan melakukan osmoregulasi untuk memelihara keseimbangan
air dalam tubuhnya melalui sistem ekskresi, insang, clan pencernaan.
Ekosistem air tawar dapat dikelompokkan menjadi air tenang
dan air mengalir. Yang termasuk ekosistem air tenang adalah danau dan rawa,
sedangkan yang termasuk ekosistem air mengalir adalah sungai.
1)
Danau
Danau merupakan suatu badan air yang menggenang dan luas. Di
danau terdapat pembagian daerah berdasarkan penetrasi cahaya matahari. Daerah
yang dapat ditembus cahaya matahari sehingga terjadi fotosintesis disebut
daerah fotik. Daerah yang tidak tertembus cahaya matahari disebut daerah
afotik. Di danau juga terdapat daerah perubahan suhu yang drastis,
disebut termoklin. Termoklin memisahkan daerah yang hangat di atas
dengan daerah dingin di dasar.
Komunitas
tumbuhan dan hewan tersebar di danau sesuai dengan kedalaman dan jaraknya dari
tepi. Berdasarkan hal tersebut danau dibagi menjadi 4 daerah sebagai berikut.
a.
Daerah
litoral
Daerah
ini merupakan daerah dangkal. Cahaya matahari menembus dengan optimal. Air yang
hangat berdekatan dengan tepi danau. Tumbuhannya merupakan tumbuhan air yang
berakar dan daunnya ada yang mencuat ke atas permukaan air. Komunitas
organisme sangat beragam termasuk jenis-jenis ganggang yang melekat (khususnya
diatom), berbagai siput dan remis, serangga, crustacea, ikan, amfibi, reptilia
air dan semi air seperti kura-kura dan ular, itik, angsa, dan mamalia yang
sering mencari makan di danau.
b.
Daerah
limnetik
Daerah
ini merupakan daerah air bebas yang jauh dari tepi dan masih dapat ditembus
sinar matahari. Daerah ini dihuni oleh berbagai fitoplankton, termasuk
ganggang dan cyanobakteri. Ganggang berfotosintesis dan bereproduksi dengan
kecepatan tinggi selama musim panas dan musim semi.
Zooplankton
yang sebagian besar termasuk Rotifera dan udang-udangan kecil pemangsa
fitoplankton. Zooplankton dimakan oleh ikan-ikan kecil. Ikan kecil dimangsa
oleh ikan yang lebih besar, kemudian ikan besar dimangsa ular, kurakura, dan
burung pemakan ikan.
c.
Daerah
profundal
Daerah
ini merupakan daerah yang dalam, yaitu daerah afotik danau. Mikroba dan
organisme lain menggunakan oksigen untuk respirasi seluler setelah
mendekomposisi detritus yang jatuh dari daerah limnetik. Daerah ini dihuni oleh
cacing dan mikroba.
d.
Daerah
bentik
Daerah
ini merupakan daerah dasar danau tempat terdapatnya bentos dan sisa-sisa
organisme mati.
Danau juga
dapat dikelompokkan berdasarkan produksi materi organiknya, yaitu sebagai berikut.
a.
Danau
oligotrofik
Oligotrofik
merupakan sebutan untuk danau yang dalam dan kekurangan makanan, karena
fitoplankton di daerah limnetik tidak produktif. Ciri-cirinya, airnya jernih
sekali, dihuni oleh sedikit organisme, dan di dasar air banyak terdapat oksigen
sepanjang tahun.
b.
Danau eutrofik
Eutrofik merupakan sebutan untuk
danau yang dangkal dan kaya akan kandungan makanan, karena fitoplankton sangat
produktif. Ciri-cirinya adalah airnya keruh, terdapat bermacam-macam organisme,
dan oksigen terdapat di daerah profundal.
Danau oligotrofik dapat berkembang
menjadi danau eutrofik akibat adanya materi-materi organik dan endapan yang
masuk. Perubahan ini juga dapat dipercepat oleh aktivitas manusia, misalnya
dari sisa-sisa pupuk buatan pertanian dan timbunan sampah kota yang memperkaya
danau dengan sejumlah nitrogen dan fosfor. Akibatnya terjadi peledakan populasi
ganggang atau blooming, sehingga terjadi produksi detritus yang
berlebihan yang akhirnya menghabiskan suplai oksigen di danau tersebut.
Peristiwa seperti ini disebut "eutrofikasi". Eutrofikasi
membuat air tidak dapat digunakan lagi dan mengurangi nilai keindahan danau.
1)
Sungai
Sungai adalah suatu badan air yang
mengalir ke satu arah. Air sungai dingin dan jernih serta mengandung sedikit
sedimen dan makanan. Aliran air dan gelombang secara konstan memberikan oksigen
pada air. Suhu air bervariasi sesuai dengan ketinggian dan garis lintang.
Komunitas
yang berada di sungai berbeda dengan danau. Air sungai yang mengalir deras
tidak mendukung keberadaan komunitas plankton untuk berdiam diri, karena akan
terbawa arus. Sebagai gantinya terjadi fotosintesis dari ganggang yang melekat
dan tumbuhan berakar, sehingga dapat mendukung rantai makanan.
Komposisi
komunitas hewan juga berbeda antara sungai, anak sungai, dan hilir. Di anak
sungai sering dijumpai ikan air tawar. Di hilir sering dijumpai ikan lele dan
gurame. Beberapa sungai besar dihuni oleh berbagai kura-kura dan ular. Khusus
sungai di daerah tropis, dihuni oleh buaya dan lumba-lumba.
Organisme
sungai dapat bertahan tidak terbawa arus karena mengalami adaptasi evolusioner.
Misalnya bertubuh pipih dorsoventral dan dapat melekat pada batu. Beberapa
jenis serangga yang hidup di sisi-sisi hilir menghuni habitat kecil yang bebas
dari pusaran air.
Ekosistem sungai banyak mengalami ganguan karena
pembangunan waduk atau bendungan. Waduk dapat memutus jalan bagi sejumlah ikan
yang biasa bergerak dari hilir ke hulu untuk bertelur. Akibatnya, sejumlah
spesies ikan hilang dari aliran sungai tersebut. Contoh, didaerah tropis
seperti Indonesia adalah ikan dan ikan sidat. Ikan pelus hidup di dekat hulu
sungai, tetapi bertelur di laut. Karena jalannya terputus, maka aktivitas
perkembang biakannya terganggu. Di daerah subtropis, terdapat ikan salmon yang
hidup di laut. Pada saat musim bertelur, ikan-ikan tersebut bergerak ke hulu untuk
bertelur di sana. Setelah telur menetas, ikan salmon yang masih kecil hidup di
sungai dan pada saat sudah besar kembali ke laut.
2. Ekosistem Air Laut
Ekosistem
air laut dibedakan atas lautan, pantai, estuari, dan terumbu karang.
1)
Ekosistem Laut
Habitat laut (oseanik) ditandai oleh salinitas (kadar garam)
yang tinggi dengan ion CI- mencapai 55% terutama di daerah laut tropik, karena
suhunya tinggi dan penguapan besar. Di daerah tropik, suhu laut sekitar 25°C.
Perbedaan suhu bagian atas dan bawah tinggi.
Batas antara lapisan air yang panas di bagian atas dengan
air yang dingin di bagian bawah disebut daerah termoklin.
Di daerah
dingin, suhu air laut merata sehingga air dapat bercampur, maka daerah
permukaan laut tetap subur dan banyak plankton serta ikan. Gerakan air dari
pantai ke tengah menyebabkan air bagian atas turun ke bawah dan sebaliknya,
sehingga memungkinkan terbentuknya rantai makanan.
Habitat
laut dapat dibedakan berdasarkan kedalamannya dan wilayah permukaannya secara
horizontal.
1.
Menurut
kedalamannya, ekosistem air laut dapat dibedakan sebagai berikut.
a)
Wilayah
pasang (Litoral)
Wilayah
pasang merupakan bagian dari laut yang dasarnya kering ketika terjadi surut.
Ikan tidak bisa hidup pada wilayah ini, tetapi beberapa jenis binatang dapat
dijumpai pada wilayah ini.
b)
Wilayah
laut dangkal (Neritik)
Sesuai dengan namanya, wilayah ini relatif dangkal
sehingga masih dimungkinkan sinar matahari masuk sampai ke dasar laut.
Indonesia memiliki wilayah laut dangkal yang cukup luas seperti landas kontinen
sunda (Laut Jawa, Laut Natuna, Riau Kepulauan, Selat Malaka) dan landas
kontinen sahul (Laut Arafuru). Wilayah-wilayah tersebut tentunya menyimpan
kekayaan berupa flora dan fauna. Ciri-ciri wilayah ini adalah :
· Paling
dalam mencapai 150 meter.
· Sinar
matahari masih tembus sampai ke dasar laut.
· Paling
banyak dihuni oleh binatang dan tumbuhan laut.
Wilayah ini berada pada kedalaman antara 150-800 meter.
Sinar matahari tidak mampu menembus sampai ke dasar laut dangkal. Dengan
demikian, jumlah dan jenis binatang yang hidup pada wilayah ini lebih sedikit
dibanding wilayah laut dangkal.
d) Wilayah lautan sangat dalam (Abisal)
Wilayah ini berada pada kedalaman di atas 1800
meter. Dengan kedalaman tersebut, tumbuhan tidak mampu lagi bertahan karena
tidak ada sinar matahari. Karena itu jumlah dan jenis hewan pun terbatas,
kecuali hewan yang telah beradaptasi dengan lingkungan tersebut.
2.
Menurut
wilayah permukaannya secara horizontal, berturut-turut dari tepi laut, laut
dibedakan sebagai berikut.
a)
Epipelagik merupakan daerah antara permukaan dengan kedalaman air
sekitar 200 m.
b)
Meso
pelagik merupakan
daerah di bawah epipelagik dengan kedalaman 200-1000 m. Hewannya misalnya ikan
hiu.
c)
Batio
pelagik merupakan
daerah jereng benua dengan kedalaman 200-2.500 m. Hewan yang hidup di daerah
ini misalnya gurita.
d)
Abisal
pelagik merupakan
daerah dengan kedalaman mencapai 4.000 m; tidak terdapat tumbuhan tetapi hewan masih
ada. Sinar matahari tidak mampu menembus daerah ini.
e)
Hadal
pelagik merupakan
bagian laut terdalam (dasar). Kedalaman lebih dari 6.000 m. Di bagian ini
biasanya terdapat lele laut dan ikan laut yang dapat mengeluarkan cahaya.
Sebagai produser di tempat ini adalah bakteri yang bersimbiosis dengan karang
tertentu.
Di
laut, hewan dan tumbuhan tingkat rendah memiliki tekanan osmosis sel yang
hampir sama dengan tekanan osmosis air laut.
Hewan tingkat tinggi beradaptasi dengan cara banyak minum air,
pengeluaran urin
sedikit, clan pengeluaran air dengan cara osmosis melalui insang. Garam yang
berlebihan diekskresikan melalui insang secara aktif.
2)
Ekosistem Pantai
Ekosistem pantai letaknya berbatasan dengan ekosistem darat,
laut, dan daerah pasang surut. Ekosistem pantai dipengaruhi oleh siklus harian
pasang surut laut.
Organisme dominan
yang hidup di pantai berbeda bila dilihat dari lokasinya. Ganggang, moluska,
dan remis banyak dijumpai di bagian paling atas pantai yang hanya terendam saat
pasang naik tinggi. Organisme tersebut menjadi makanan bagi kepiting dan burung
pantai. Bagian tengah pantai banyak dijumpai ganggang, porifera, anemon laut,
remis dan kerang, siput herbivora dan karnivora, kepiting, landak laut, bintang
laut dan ikan-ikan kecil. Daerah tersebut terendam saat pasang tinggi dan
pasang rendah. Sementara itu, beragam invertebrata dan ikan serta rumput laut
banyak ditemui di daerah pantai terdalam yang terendam saat air pasang maupun
surut.
3)
Ekosistem Estuari
Estuari (muara) merupakan tempat
bersatunya sungai dengan laut. Estuari sering dipagari oleh lempengan lumpur
intertidal yang luas atau rawa garam. Salinitas air berubah secara bertahap
mulai dari daerah air tawar ke laut. Salinitas ini juga dipengaruhi oleh siklus
harian dengan pasang surut aimya.
Nutrien dari sungai memperkaya
estuari. Komunitas tumbuhan yang hidup di estuari antara lain rumput rawa garam,
ganggang, dan fitoplankton. Komunitas hewannya antara lain berbagai cacing,
kerang, kepiting, dan ikan. Bahkan ada beberapa invertebrata laut dan ikan laut
yang menjadikan estuari sebagai tempat kawin atau bermigrasi untuk menuju
habitat air tawar. Estuari juga merupakan tempat mencari makan bagi vertebrata
semi air, yaitu unggas air.
4)
Terumbu Karang
Terumbu karang didominasi oleh
karang (koral) yang merupakan kelompok Cnidaria yang mensekresikan kalsium
karbonat. Rangka dari kalsium karbonat
ini bermacam-macam bentuknya dan menyusun substrat tempat hidup karang lain dan
ganggang.
Hewan-hewan yang hidup di karang
memakan organisme mikroskopis dan sisa organik lain. Berbagai invertebrata,
mikro organisme, dan ikan, hidup di antara karang dan ganggang. Herbivora
seperti siput, landak laut, ikan, menjadi mangsa bagi gurita, bintang laut, dan
ikan karnivora.
Selain menjadi habitat bagi banyak
organisme, terumbu karang memiliki banyak fungsi lainnya. Kekuatan ombak
menjadi berkurang dengan adanya terumbu karang, sehingga pantai relatif aman
dari kerusakan.
Saat ini kerusakan terumbu karang
terus terjadi, baik sebagai bahan bangunan maupun sebagai barang-barang hiasan.
Pengambilan ikan hias juga cenderung berlebihan (overfishing) dan menggunakan bahan peledak, sehingga menghancurkan
terumbu karang secara keseluruhan.
EKOSISTEM BUATAN
Ekosistem buatan adalah ekosistem yang diciptakan manusia untuk memenuhi
kebutuhannya. Ekosistem
buatan mendapatkan subsidi energi dari luar, tanaman atau hewan peliharaan
didominasi pengaruh manusia, dan memiliki keanekaragaman rendah.
1. Bendungan
Suatu ekosistem buatan yang berupa bangunan
penahan atau penimbun air untuk berbagai keperluan, misalnya
irigasi, pembangkit listrik.
2. Hutan Tanaman Industri
Hutan yang sengaja ditanami dengan jenis tanaman industri. Jenis
tanaman yang umum ditanam adalah pinus, mahoni, rasamala, dammar, dan jati
seperti gambar disamping.
Suatu
ekosistem buatan berupa ekosistem pertanian, misalnya sawah irigasi, sawah
tadah hujan, sawah surjan, sawah rawa, sawah pasang surut, perkebunan (teh,
kopi kelapa sawit, dan karet), kolam tambak, ladang, dan pekarangan.
D. Dampak Negatif Perubahan Tata Ruang
Terhadap Ekosistem
Kebutuhan
akan ruang terus meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk.
Kebutuhan yang meningkat tersebut menuntut perubahan fungsi lahan. Sebagian
lahan yang seharusnya tetap sebagai hutan, kemudian diubah menjadi lahan
pertanian dan pemukiman. Wilayah yang seharusnya dijadikan sebagai wilayah
konservasi kemudian diubah menjadi lahan budidaya. Begitu pula lahan yang
tadinya sebagai lahan pertanian banyak yang dialihfungsikan menjadi permukiman
dan industri.
Perubahan
tata ruang tersebut berdampak pada ekosistem. Dampak negatif yang ditimbulkan
akibat perubahan tata ruang tersebut adalah :
a.
Hilangnya sejumlah spesies karena tidak
adanya tempat hidup atau habitatnya telah berubah.
b.
Spesies pemangsa tidak mampu
menyesuaikan diri dengan perubahan tata ruang yang ada atau sengaja dibunuh
manusia karena berbahaya. Akibatnya, jumlah mereka berkurang, bermigrasi ke
tempat lain dan bahkan mengalami kepunahan.
c.
Hilangnya spesies pemangsa berdampak
pada meningkatnya populasi spesies yang dimangsa. Sebagian diantaranya sangat
berpengaruh buruk terhadap kesehatan manusia.
d.
Perubahan tata ruang juga mempengaruhi
komponen fisik lainnya seperti perubahan tata air, udara, dan tanah, sehingga
mempengaruhi kehidupan berbagai organisme.
KESIMPULAN
Ekosistem
adalah tempat dimana terjadinya proses saling interaksi dan ketergantungan
antara makhluk hidup sebagai komponen biotik, dengan lingkungan hidupnya yang
merupakan komponen abiotik. Ekosistem
disusun
oleh dua komponen, yaitu lingkungan fisik atau
makhluk tidak hidup (komponen abiotik) dan
berbagai jenis makhluk hidup (komponen
biotik).
Ada
bermacam-macam ekosistem, yaitu ekosistem alami dan buatan. Secara garis besar
ekosistem alami dibedakan menjadi ekosistem darat dan ekosistem perairan. Sedangkan ekosistem buatan adalah ekosistem yang
diciptakan manusia untuk memenuhi kebutuhannya.
Perubahan tata ruang yang terjadi di bumi
sekarang menyebabkan dampak yang negatif terhadap ekosistem. Kebutuhan
akan ruang terus meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk.
Kebutuhan yang meningkat tersebut menuntut perubahan fungsi lahan. Sebagian
lahan yang seharusnya tetap sebagai hutan, kemudian diubah menjadi lahan
pertanian dan pemukiman. Wilayah yang seharusnya dijadikan sebagai wilayah
konservasi kemudian diubah menjadi lahan budidaya. Begitu pula lahan yang
tadinya sebagai lahan pertanian banyak yang dialihfungsikan menjadi permukiman
dan industri.
Agar ekosistem
yang ada sekarang tetap lestari dan alami, sebaiknya kita manusia selalu
merawat, melindungi serta menjaganya sebagai rasa syukur kita terhadap
pemberian Allah SWT.
DAFTAR
PUSTAKA
1.
Kustejo. 2009. Modul 3 Ilmu Pengetahuan
Alam SMK. SMK Muhammadiyah 3 : Yogyakarta.
2.
Woodward, J dan Green, J. 2010. Materi
Biologi! Volume 10 EKOLOGI. Pakar Raya : Yogyakarta.
6.
http://2.bp.blogspot.com/-OQM-DHyK3Xg/ThHiu8RlD_I/AAAAAAAAAfk/ykDbk
AbEstk/s1600/sungai-ciujung.jpg
SAYA IBU SRI HASTUTI DARI MEDAN,
BalasHapusDEMI ALLAH INI CERITA YANG BENAR BENAR TERJADI(ASLI)BUKAN REKAYASA!!!
HANYA DENGAN MENPROMOSIKAN WETSITE KI LANTORO DI INTERNET SAYA BARU MERASA LEGAH KARNA BERKAT BANTUAN BELIU HUTANG PIUTAN SAYA YANG RATUSAN JUTA SUDAH LUNAS SEMUA PADAHAL DULUHNYA SAYA SUDAH KE TIPU 5 KALI OLEH DUKUN YANG TIDAK BERTANGUNG JAWAB HUTANG SAYA DI MANA MANA KARNA HARUS MENBAYAR MAHAR YANG TIADA HENTINGNYA YANG INILAH YANG ITULAH'TAPI AKU TIDAK PUTUS ASA DALAM HATI KECILKU TIDAK MUNKIN SEMUA DUKUN DI INTERNET PALSU AHIRNYA KU TEMUKAN NOMOR KI LANTORO DI INTERNET AKU MENDAFTAR JADI SANTRI DENGAN MENBAYAR SHAKAT YANG DI MINTA ALHASIL CUMA DENGAN WAKTU 2 HARI SAJA AKU SUDAH MENDAPATKAN APA YANG KU HARAPKAN SERIUS INI KISAH NYATA DARI SAYA.....
…TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA AKI LANTORO…
**** BELIAU MELAYANI SEPERTI: ***
1.PESUGIHAN INSTANT 10 MILYAR
2.UANG KEMBALI PECAHAN 100rb DAN 50rb
3.JUAL TUYUL MEMEK / JUAL MUSUH
4.ANGKA TOGEL GHOIB.DLL..
…=>AKI LANTORO<=…
>>>082-310-352-761<<<